” Aku merindukan saudara-saudaraku”
Hal ini aneh. Bukankah beliau tidak memiliki saudara? Bukankah orang-orang terderkatnya adalah sahabatnya? Dan sekarang mereka ada di sampingnya? Lalu siapa yang beliau rindukan itu? . Merekapun tak kuasa bertanya lagi:
Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
”Kalian adalah para sahabatku. Sedang saudara-saudaraku adalah orang-orang yang datang setelahku dan beriman walaupun mereka belum pernah melihatku. ”
”Sungguh..aku sangat merindukan mereka...maka aku menangis..”
Wahai...betapa bahagianya jika kita termasuk yang dirindukannya. Beliau merindukan kita..bahkan sampai tak kuasa menahan air mata karena rindunya.
Pernahkah kau mencintai seseorang sampai menangis karena merindukannya?
Wahai..adakah rindumu kepada beliau demikian membahana? Pernahkah kau menangis memikirkan besarnya cintanya untukmu? Apakah selalu kau sisipkan ia yang merindukan dan begitu mencintaimu di do’a–do’a mu yang syahdu? Adakah pernah bergemuruh dadamu saat melafalkan shalawat baginya?
Setiap dari
kalian akan mendapat dari Allah SWT pujian, akan mendapat dari Allah
kemuliaan, akan mendapat dari Allah hikmah, yang mana berjuang menjaga
cintanya kepada Beliau, berjuang terhadap apa-apa yang mengganggunya,
yang memfitnahnya , memusuhinya , dibalas dengan akhlak dan kelembutan
yang diajarkanya, maka akan dikumpulkan Bersama Beliau dalam keadaan
berbahagia. Dimana mereka selalu berbuat baik sebelum mereka berbuat
baik terhadapnya. Membalas cacian dengan kelembutan dan kemuliaan
akhlak, maka sesungguhnya tali kalian bersambung dan tidak terputus
kepada Baginda Rasulullah SAW, yang mana ketika Beliau berjalan.
Malaikat Jibal .. Malaikat penjaga Gunung berkata kepadanya : “Wahai
Rasulullah SAW, jikalau engkau mau... aku himpitkan, tindihkan .. aku
himpitkan kedua gunung ini, untuk membalas mereka yang memusuhimu. Maka
Rasulullah SAW berkata “Jangan, aku mengharapkan dari keturunan mereka,
akan lahir orang-orang yang shalih, yang menyeru terhadap Agama Allah,
yang beriman kepadaku.
Saudara-saudariku, Jikalau kita memiliki pedoman sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan anugerah Besar,,, dan kita berpegangan kepada tali Nabi besar Muhammad SAW, yang mana ketika dikucilkan, dicaci, dihina, dan dimusuhi , Justru Beliau malah mendo’akan , agar dikuatkan keturunan mereka , yang menolong agama Allah,
Rasulullah SAW mengajarkan , kepada umat-umatnya, untuk memperoleh kemuliaan maka haruslah kita bersabar, berusaha, bertawakkal, untuk meraih apa-apa yang diinginkan, sekali lagi harus bersabar ... menghadapi cacian , hinaan, fitnah, dan ujian hidup ...
Itulah isyarat Allah SWT terhadap orang-orang yang terpilih untuk menuju ridhonya harus melewati pintu Sabar,..
Saudara-saudariku, Jikalau kita memiliki pedoman sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan anugerah Besar,,, dan kita berpegangan kepada tali Nabi besar Muhammad SAW, yang mana ketika dikucilkan, dicaci, dihina, dan dimusuhi , Justru Beliau malah mendo’akan , agar dikuatkan keturunan mereka , yang menolong agama Allah,
Rasulullah SAW mengajarkan , kepada umat-umatnya, untuk memperoleh kemuliaan maka haruslah kita bersabar, berusaha, bertawakkal, untuk meraih apa-apa yang diinginkan, sekali lagi harus bersabar ... menghadapi cacian , hinaan, fitnah, dan ujian hidup ...
Itulah isyarat Allah SWT terhadap orang-orang yang terpilih untuk menuju ridhonya harus melewati pintu Sabar,..
Rasulullah
SAW tidak melupakan umatnya. Umat – umatnya yang Shalih, Umat-umat yang
senantiasa ingin merasakan Lubernya kesejahteraan Salam yang Allah
limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Lantas, apakah ketika kita mempunyai keinginan, mempunyai cita-cita, kita melupakan Rasulullah SAW dengan mencapakkan cinta Beliau dan enggan menjawab Salam Beliau ??
Ketahuilah ketika engkau membaca pada Tahiyat Shalat, hadirkan hatimu , hadirkan kecintaanmu. Ketahuilah bahwa Salam tersebut bukan sembarang salam. Yang mana dengan berpedoman dan memahami bacaan itu, kau akan terbimbing pada kehidupan para Shalihin yang bercahaya dengan keluhuran cahaya yang sebenarnya.
Allahumma sholli ’ala sayyidina muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad
Wahai Rasulullah..kami rindu padamu..
Lantas, apakah ketika kita mempunyai keinginan, mempunyai cita-cita, kita melupakan Rasulullah SAW dengan mencapakkan cinta Beliau dan enggan menjawab Salam Beliau ??
Ketahuilah ketika engkau membaca pada Tahiyat Shalat, hadirkan hatimu , hadirkan kecintaanmu. Ketahuilah bahwa Salam tersebut bukan sembarang salam. Yang mana dengan berpedoman dan memahami bacaan itu, kau akan terbimbing pada kehidupan para Shalihin yang bercahaya dengan keluhuran cahaya yang sebenarnya.
Allahumma sholli ’ala sayyidina muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad
Wahai Rasulullah..kami rindu padamu..
Tangisan Rindu Rasulullah
4/
5
Oleh
salman Alfarizi
3 komentar
Tulis komentarAllahumma Sholli Alaih..Izin kopas ya akhi kalau tidak di perkenankan Hub 081256633423 agar ana hapus kopas ana,tapi ingatkan dulu ya pas nelpon..
ReplySolalohualaaMuhammad
ReplyAllahumma sholli alaih...
Reply